DESCRIPTION

Ketika Perang Dunia II Meletus, Nusantara diduduki oleh tentara Kekaisaran Jepang. Pada masa ini tentara Jepang melakukan gangguan terhadap rumah ibadat, penangkapan terhadap umat dan pimpinan Kristen yang membentuk persekutuan di Jalan Kramat Raya 65, Jakarta. Dalam buku “Gerak Ganda, Sejarah Pergerakan Pemuda Kristen Indonesia” (1988, hal. 21), Patmono SK menulis: “Kendati kesadaran nasionalisme orang-orang Kristen sudah cukup tinggi di bawah pemerintahan Kolonial Belanda, namun tak urung Pemerintah Jepang yang menggantikan Pemerintah Belanda setelah Perang Dunia II masih mencurigai mereka sebagai antek-antek Belanda. Menghadapi sikap Pemerintah Jepang yang curiga itu orang-orang Kristen membentuk satu perkumpulan di Jalan Kramat Raya 65 Jakarta. Selain memikirkan satu konsep Gereja Persatuan Antar Protestan, mereka juga melakukan tindakan politis dengan melaporkan berbagai tindakan militer Jepang yang melakukan gangguan terhadap rumah ibadat dan penangkapan-penangkapan umat dan pimpinan Kristen”. Jurnalis senior Alex Japalatu dalam tulisannya tertanggal 13 November 2022 di kompasiana, yang berjudul: “Menyingkap Peran Tokoh Kristen dari Gedung di Kramat 65 Jakarta”, menyebut bahwa Gedung Kramat 65 adalah gedung Balai Persekutuan Kaum Kristen (BPKK) Jakarta. Persekutuan ini dibentuk pada 23 September 1942. Peristiwa gangguan terhadap rumah ibadat, penangkapan umat dan pimpinan Kristen yang dilakukan oleh tentara Jepang diperkirakan terjadi pasca 23 September 1942.

META DATA

Kasus KBB
Ya
Solusi
Tidak Diketahui
Bentuk Solusi
Tidak Diketahui
Status KBB
Menghambat KBB
Data
Tautan
https://www.kompasiana.com/komentar/alexjapalatu3508/637063574addee7ea72839a2/menyingkap-peran-tokoh-kristen-dari-gedung-di-kramat-65-jakarta
Komunitas Terdampak
Umat Kristen di Jakarta